Tahun lalu para ilmuwan Inggris mengembangkan purwarupa printer coklat dan kini perangkat tersebut sudah disempurnakan. Para ilmuwan itu berharap printer yang sudah disempurnakan tersebut bisa dijual di akhir bulan ini.
Printer ini akan memungkinkan para pecinta coklat untuk mencetak permen mereka sendiri, lapis demi lapis. Kepala peneliti dari University of Exeter, Liang Hao mendirikan Choc Edge untuk mengkomersilkan perangkat tersebut setelah melihat banyaknya minat dari pihak ritel.
Diungkapkan Hao pada BBC, Senin (9/4/2012), percetakan coklat sama seperti teknik cetak 3D lainnya. Dimulai dengan gambar potongan melintang, mirip dengan yang dihasilkan oleh printer biasa ketika mengeluarkan gambar. Kemudian printer pun mencetak coklat secara lapis demi lapis untuk membuat bentuk 3D.
"Kami telah memperbaiki dan menyederhanakan mesin, jadi sekarang printer itu menjadi sangat mudah digunakan. Anda hanya perlu melelehkan isi coklat, isi alat suntik yang disimpan dalam printer dan dapatkan percetakan kreatif coklat Anda," ujar Hao.
Printer ini memang unik sehingga menarik minat sejumlah ritel dan website e-commerce di seluruh dunia untuk membeli perangkat itu ketika sudah tersedia nanti. Misalnya Thorntons, spesialis ritel dan produsen coklat terbesar di Inggris itu dikabarkan telah mendekati ilmuwan setelah purwarupa printer itu keluar.
Bukan hanya printer coklat, peneliti lain di seluruh dunia juga sedang sibuk mengembangkan printer makanan pada 2011 lalu. Salah satunya, Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengembangkan purwarupa dari perangkat yang mirip dengan printer coklat dan dijuluki sebagai Digital Chocolatier.
Printer ini akan memungkinkan para pecinta coklat untuk mencetak permen mereka sendiri, lapis demi lapis. Kepala peneliti dari University of Exeter, Liang Hao mendirikan Choc Edge untuk mengkomersilkan perangkat tersebut setelah melihat banyaknya minat dari pihak ritel.
Diungkapkan Hao pada BBC, Senin (9/4/2012), percetakan coklat sama seperti teknik cetak 3D lainnya. Dimulai dengan gambar potongan melintang, mirip dengan yang dihasilkan oleh printer biasa ketika mengeluarkan gambar. Kemudian printer pun mencetak coklat secara lapis demi lapis untuk membuat bentuk 3D.
"Kami telah memperbaiki dan menyederhanakan mesin, jadi sekarang printer itu menjadi sangat mudah digunakan. Anda hanya perlu melelehkan isi coklat, isi alat suntik yang disimpan dalam printer dan dapatkan percetakan kreatif coklat Anda," ujar Hao.
Printer ini memang unik sehingga menarik minat sejumlah ritel dan website e-commerce di seluruh dunia untuk membeli perangkat itu ketika sudah tersedia nanti. Misalnya Thorntons, spesialis ritel dan produsen coklat terbesar di Inggris itu dikabarkan telah mendekati ilmuwan setelah purwarupa printer itu keluar.
Bukan hanya printer coklat, peneliti lain di seluruh dunia juga sedang sibuk mengembangkan printer makanan pada 2011 lalu. Salah satunya, Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengembangkan purwarupa dari perangkat yang mirip dengan printer coklat dan dijuluki sebagai Digital Chocolatier.
0 komentar:
Posting Komentar