Google Translate

Kamis, 09 Februari 2012

Ponsel Android dan Apple Mulai Gerogoti Nokia

| Kamis, 09 Februari 2012 | 0 komentar



Nokia Corporation mengumumkan pemotongan tenaga kerja besar-besaran menyusul kerugian penjualan dan langkah penghematan yang akan diterapkan.

Produsen ponsel Nokia ini mengatakan akan memfokuskan produksi mereka di beberapa pabrik Asia. Dalam pernyataan yang dikutip The New York Times, Rabu 8 Februari 2012, Nokia akan memotong hingga 4.000 karyawan produksi dari tiga pabrik, yaitu 2.300 karyawan di Komarom, Hungaria, 700 orang di Reynosa, Meksiko, dan 1.000 orang di Salo, Finlandia.

Pembicaraan merumahkan karyawan juga dilakukan oleh anak usahanya, yang merupakan perusahaan patungan dengan Siemens, Nokia Siemens Networks. Produsen perangkat jaringan telekomunikasi seluler terbesar kedua dunia ini tengah membicarakan langkah merumahkan 4.000 buruh di Finlandia dan Jerman.

Kantor berita Reuters, 1 Februari melaporkan, langkah efisiensi dan restrukturisasi massal itu mengharuskan Nokia Siemens mengurangi hampir seperempat dari total karyawan mereka saat ini demi menghemat pengeluaran sekitar US$1,31 miliar atau sekitar Rp11,8 triliun per tahun.

Pemotongan jumlah pegawai bagi Nokia sebenarnya bukan kali ini saja.  Pada April tahun lalu, Nokia mengatakan memecat 4.000 tenaga kerja di Inggris, Denmark, dan Finlandia. Nokia juga akan melakukan pengurangan pegawai di beberapa pabriknya pada akhir tahun ini.

Pengurangan jumlah tenaga kerja di Nokia menyusul menurunnya penjualan hingga 21 persen tahun lalu akibat semakin tidak populernya sitem operasi yang dipakai Nokia, Symbian. Di lantai bursa, nilai kapitaliasi pasar Nokia juga menurun hingga US$1,5 miliar pada kuartal keempat tahun lalu.

Penghematan juga dilakukan Nokia untuk ongkos pengembangan ponsel pintar yang bekerjasama dengan Microsoft. Salah satu produknya yang telah dipasarkan adalah Nokia Lumia yang menggunakan sistem operasi Windows.

Pabrik-pabrik di Komarom, Reynosa, dan Salo tidak akan lagi memproduksi ponsel, hanya mengembangkan perangkat lunak dan aplikasi bahasa. Produksi di negara-negara ini dialihkan ke pabrik Nokia di Masan, Korea Selatan, dan Beijing. Wilayah ini dipilih karena dekat dengan perusahaan pengadaan komponen dan distribusi barang.

"Mengalihkan produksi ke Asia dimaksudkan untuk mempercepat waktu penjualan kami. Bekerja dekat dengan pemasok, kami yakin dapat mempercepat Nokia dalam memperkenalkan inovasi baru ke pasar dan semakin meningkatkan daya saing," kata Niklas Savander, Wakil Presiden Eksekutif Nokia untuk ponsel pintar.

Mundur dari Bursa Jerman
Permasalahan tersebut telah membuat saham Nokia berguguran. Saham Nokia di bursa saham New York Stock Exchange dalam setahun terakhir ini telah anjlok 55,58 persen menjadi US$5,21 pada Rabu 8 Februari.


Karena alasan tekanan ini, pada akhir November memutuskan mundur dari bursa saham di Frankfurt Stock Exchange (FSE), Jerman.

Volume perdagangan saham Nokia diketahui terus mengalami penurunan selama beberapa tahun terakhir. Perdagangan saham Nokia di FSE termasuk yang paling kecil di antara saham Nokia di bursa efek lain di dunia.

Sebelumnya, Nokia juga pernah mengajukan delisting dari tiga bursa efek utama dunia. Pada 2003, Nokia keluar dari bursa saham London, Inggris. Setahun kemudian delisting dari bursa saham Paris, dan terakhir 2007 keluar dari bursa Stockholm.

Kalah Tarung?
Dikutip dari laman mashable.com, Nokia kini tengah dililit sejumlah masalah untuk mempertahankan kinerja perusahaan di tengah persaingan yang makin ketat.

Ponsel pintar Nokia dengan cepat kehilangan pangsa pasar, karena kalah bersaing dengan ponsel pintar yang berjalan pada platform Google Android, seperti Samsung, HTC, LG, dan produk lain. Pesaing lain dari Nokia adalah Apple.

Sebenarnya, langkah Nokia menggandeng Microsoft dengan mengadopsi Windows Phone 7 merupakan strategi bagus. Namun sayang, strategi ini tak banyak menolong Nokia dan menghadang laju Google dan Apple.

Saat ini, Nokia masih tercatat sebagai perusahaan pembuat telepon genggam terbesar di dunia. Namun, kekayaan perusahaan telah berkurang selama 10 tahun terakhir seiring kepemimpinannya di pasar telepon genggam yang makin menurun.

Tak pelak, restrukturisasi perusahaan pun harus dilakukan. Nokia harus melakukan pemotongan anggaran, memberhentikan sejumlah pegawai, menutup pabrik, dan mengoperasikan pekerja outsourcing.

sumber:  VIVAnews


Artikel Terkait:

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 
© Copyright 2010. yourblogname.com . All rights reserved | yourblogname.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com - zoomtemplate.com