Di balik popularitas Apple sebagai produsen
gadget yang paling banyak diincar, rupanya tersimpan cerita yang bisa
membuat orang terbelalak.
Konon, ratusan ribu pekerja yang
merakit produk Apple di pabriknya di Chengdu, China, justru diperlakukan
dengan kurang manusiawi oleh para pemasok dan hidup mereka kerap
terancam bahaya.
Bagaimana tidak, mereka harus bekerja selama
sepekan penuh tanpa mendapat libur walaupun hanya sehari. Mereka juga
harus berdesakan di asrama dan diharuskan berdiri sepanjang hari sampai
kaki mereka membengkak. Bahkan, mereka kerap mengalami kesulitan
berjalan setelah bekerja dalam shift 24 jam.
Daily Mail
Jumat 27 Januari 2012 memberitakan, di depan pintu masuk pabrik Apple
bahkan terpampang spanduk bertuliskan 'Bekerja keras lah di pekerjaan
Anda hari ini atau bekerja keras lah mencari pekerjaan besok'. Pekerja
yang datang terlambat sering disuruh menulis surat pengakuan.
Tak
hanya itu. Pernah ada kasus ledakan bahan kimia berbahaya yang biasa
digunakan membersihkan layar iPhone yang melukai 140 orang. Sempat pula
ada dua ledakan yang melukai lebih dari 75 orang dan menewaskan empat
orang.
"Kalau Apple sudah diperingatkan tentang ini, namun tidak
mengambil tindakan, itu berbahaya. Namun, yang paling menjijikkan adalah
menyetujui adanya praktik kerja semacam ini dan mengambil keuntungan
darinya," kata pakar keselamatan kerja Nicholas Asford.
Apple
diduga sudah mengetahui masalah lingkungan kerja yang buruk itu sebelum
terjadi ledakan. Hal ini diperkuat klaim seorang mantan eksekutif Apple.
"Kami sudah mengetahui kondisi para pekerja di beberapa pabrik selama
empat tahun, dan hal itu masih terus berlangsung karena sistem itulah
yang paling cocok untuk kami," klaimnya.
Sementara itu, eksekutif
Apple lainnya mengklaim telah berusaha meningkatkan kinerja dengan
menerbitkan acuan tentang keselamatan dan pekerja bagi para pemasok.
Namun, masalah masih tetap saja bermunculan.
Berita tentang
kenyataan para pekerja yang mencengangkan ini muncul setelah Apple
mengumumkan peningkatan keuntungannya sebesar US$13 miliar dari
penjualan US$46 miliar di kuartal terakhir.
Sejak 2007, lebih
dari separuh pemasok yang diaudit Apple diketahui sudah melanggar
setidaknya satu poin dalam acuan. Dalam beberapa kasus, mereka bahkan
sudah dinyatakan melanggar hukum.
Di salah satu pabrik Foxconn
yang merupakan mitra manufaktur Apple, seorang karyawan pernah
menjatuhkan diri dari ketinggian saat kehilangan sebuah prototipe Apple
pada 2009, dan 18 orang lain mencoba melakukan hal yang sama. Sejak saat
itu, kantor menyediakan jasa perawatan mental, dan dipasang jaring
untuk mencegah hal yang sama terulang.
Sebenarnya tidak semua
fasilitas Apple seburuk yang ditemui di Chengdu. Faktanya, banyak
dilengkapi fasilitas seperti bioskop, rumah sakit, bahkan kolam renang.
Namun, fasilitas ini rupanya berbanding terbalik dengan semangat para
pekerjanya.
Pihak Apple yang sempat mengunjungi salah satu pabrik
mereka di Shenzhen, China, pada 2006, mengaku terkejut dengan kenyataan
yang ada. "Kami sudah berusaha sangat keras untuk membuat segalanya
lebih baik. Namun, orang-orang pasti akan sangat terganggu saat
mengetahui darimana iPhone mereka berasal," kata salah satu petinggi.
sumber: vivanews
0 komentar:
Posting Komentar