detikInet - Siapa yang menampik popularitas Angry Birds? Di mana ia
sukses menjadi salah satu game mobile yang paling banyak diunduh. Namun
siapa sangka bahwa tim di balik game ini berencana menggaet developer
Indonesia.
Rovio, pembesut Angry Birds, mengaku mengharapkan kelahiran Angry Birds khas Indonesia. Seperti diketahui, game ini telah mendapat beberapa versi lokal untuk di China dan Angry Birds Rio untuk Amerika Selatan.
"Siapa tahu nantinya Angry Birds ala Indonesia akan memakai batik," ujar Peter Vesterbacka, Chief Marketing Officer Rovio yang rupanya masih terkesan dengan antusias pengunjung dan peserta di ajang Angry Birds Playground yang diadakan di Citos, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Lantas bagaimana dengan rencana yang akan dilakukan Rovio untuk mewujudkan harapannya itu, apakah mereka akan melibatkan developer lokal atau mengerjakannya sendiri tanpa campur tangan orang Indonesia?
Menjawab pertanyaan detikINET di sela-sela pertemuannya dengan developer lokal di Kempinsky Ballroom, Jakarta, Rabu (25/1/2012), Peter mengatakan, "Seperti saat kami membuat Angry Birds yang khas untuk China, di mana melibatkan desainer dan developer China, maka kami pun akan melakukan hal yang sama di sini (Indonesia-red.)".
"Kami berencana akan mempekerjakan developer dan desainer dari Indonesia. Itulah rencana kami," lanjut Peter.
Tidak disampaikan kapan tepatnya rencana itu akan direalisasikan. Namun tentunya hal ini menjadi kabar baik bagi para developer lokal untuk makin berkibar.
Peter Vesterbacka sendiri hadir di Indonesia dalam acara peluncuran Nokia Asha 300. Ponsel berbanderol Rp 1 juta ini menyambangi pasar dengan dukungan koneksi 3G. Merespons para pecinta Angry Birds, Asha 300 pun telah dilengkapi dengan permainan 'burung-burung pemarah' itu.
Rovio, pembesut Angry Birds, mengaku mengharapkan kelahiran Angry Birds khas Indonesia. Seperti diketahui, game ini telah mendapat beberapa versi lokal untuk di China dan Angry Birds Rio untuk Amerika Selatan.
"Siapa tahu nantinya Angry Birds ala Indonesia akan memakai batik," ujar Peter Vesterbacka, Chief Marketing Officer Rovio yang rupanya masih terkesan dengan antusias pengunjung dan peserta di ajang Angry Birds Playground yang diadakan di Citos, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Lantas bagaimana dengan rencana yang akan dilakukan Rovio untuk mewujudkan harapannya itu, apakah mereka akan melibatkan developer lokal atau mengerjakannya sendiri tanpa campur tangan orang Indonesia?
Menjawab pertanyaan detikINET di sela-sela pertemuannya dengan developer lokal di Kempinsky Ballroom, Jakarta, Rabu (25/1/2012), Peter mengatakan, "Seperti saat kami membuat Angry Birds yang khas untuk China, di mana melibatkan desainer dan developer China, maka kami pun akan melakukan hal yang sama di sini (Indonesia-red.)".
"Kami berencana akan mempekerjakan developer dan desainer dari Indonesia. Itulah rencana kami," lanjut Peter.
Tidak disampaikan kapan tepatnya rencana itu akan direalisasikan. Namun tentunya hal ini menjadi kabar baik bagi para developer lokal untuk makin berkibar.
Peter Vesterbacka sendiri hadir di Indonesia dalam acara peluncuran Nokia Asha 300. Ponsel berbanderol Rp 1 juta ini menyambangi pasar dengan dukungan koneksi 3G. Merespons para pecinta Angry Birds, Asha 300 pun telah dilengkapi dengan permainan 'burung-burung pemarah' itu.
0 komentar:
Posting Komentar